________________

Tansah Memayu Hayuning Bawono 1922

1922

TOKOH PENDIRI PSHT 1922

Rabu, 27 Mei 2015

Inovasi PSHT UIN Jakarta

Montage dibuat BloggifDalam rangka memberikan inovasi dan pembekalan terhadap mahasiswa UIN Jakarta yang mendaftarkan diri menjadi siswa baru PSHT Komisariat UIN Jakarta angkatan 2005, Pengurus Komisariat UIN Jakarta menggelar Pekan Orientasi Setia Hati Terate (POSHTER) pada tanggal 1-3 Oktober 2005 di Auditorium Kampus Ciputat Jakarta Selatan. Kegiatan ini di samping ditujukan kepada siswa baru yang baru masuk juga wajib diikuti oleh siswa lama (sabuk jambon, hijau dan putih). Sehingga kegiatan ini menjadi kelihatan solid dan semarak. Para Warga dan Siswa kelihatan sangat kompak bahu-membahu menjadi panitia untuk menyukseskan acara tersebut.
POSHTER diselenggarakan bertujuan agar siswa PSHT yang baru masuk mempunyai wawasan yang luas tentang olahraga beladiri khususnya pencak silat. Mengingat banyaknya organisasi beladiri di UIN Jakarta, kegiatan ini sengaja diselenggarakan untuk menarik minat dan simpati para mahasiswa UIN Jakarta, khususnya mahasiswa baru. Sebelum POSHTER digelar, ada tradisi tahunan bagi seluruh organisasi beladiri dan pencak silat yang ada di UIN Jakarta diwajibkan menyuguhkan atraksi dan demonstrasi di hadapan para mahasiswa baru. Nah, digelarnya POSHTER sekaligus membuktikan bahwa ternyata hanya PSHT satu-satunya lembaga beladiri/pencak silat di UIN Jakarta yang secara kreatif-inovatif mampu menyelenggarakan kegiatan orientasi dan pengenalan institusinya. Tidak tanggung-tanggung, materi yang diberikan pun sangat menarik dan masih menjadi barang langka di Organisasi PSHT di luar kampus/komisariat perguruan tinggi. Inilah yang sekaligus membedakan PSHT di Perguruan Tinggi (Komisariat) dan di luar Perguruan Tinggi. Materi tersebut meliputi Manajemen Keorganisasian dan Kepemimpinan, Ilmu Kemasyarakatan, Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya IPSI dan PSHT, pengenalan singkat tentang beladiri praktis, beladiri praktis khusus untuk perempuan, Pengobatan dan PPPK, teknik-teknik meditasi, psikoterapi, cara-cara menghilangkan stress dan sebagainya. Ternyata, di luar dugaan, materi-materi yang disampaikan dalam POSHTER itu mendapatkan respon yang sangat positif dari para peserta yang kebanyakan mahasiswa semester 5 pada Universitas Islam Negeri terkemuka di Jakarta tersebut.
Materi yang diberikan dikemas semenarik mungkin, agar calon siswa mendapatkan wawasan yang tidak sempit tentang seluk beluk pencak silat. Sebagaimana diketahui, selama ini pencak silat diidentikkan dengan olah raga keras dan hanya dipahami secara sempit, yaitu sebatas memukul dan dipukul, menendang dan ditendang dan sebagainya. Di perguruan tinggi, mengajarkan ilmu pencak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh para Warga SH Terate di perguruan tinggi. Sebab, mahasiswa merupakan kelas menengah pendidikan yang sangat kritis. Setiap materi yang diberikan oleh Warga selalu mendapatkan tanggapan dan pertanyaan kritis dari para siswa yang notabene mahasiswa tersebut. Sehingga untuk menerapkan latihan seperti di kampung-kampung yang terkenal keras sangat tidak mungkin. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi khusus dan metode latihan yang bisa memberikan pemahaman tentang bagaimana ilmu pencak silat bisa dipelajari tanpa menggunakan cara-cara kekerasan. Bagaimana mereka bisa menangkis, menyerang, menghindar, menjatuhkan tetapi tetap menggunakan aturan main yang baku dalam ilmu pencak silat, yaitu dengan tetap mengutamakan nuansa estetika (keindahan/seni pencak) dalam setiap gerakannya.
Banyak cerita kegagalan latihan SH Terate di Perguruan Tinggi karena menyamakan dengan latihan yang selama ini berlaku di kampung-kampung. Berkarakter keras, menghukum tapi tidak diimbangi dengan motivasi kepada para siswa. Dengan kata lain, tidak ada reward and punishment (apresiasi dan sanksi), melainkan hanya ada hukuman/sanksi. Tidak ada penjelasan mengapa mereka dikasih hukuman. Itulah yang menyebabkan SH Terate sangat sulit berkembang di dunia Perguruan Tinggi. Nah, berangkat dari problem di atas, PSHT Komisariat UIN Jakarta ingin menciptakan metode latihan yang berorientasi pada pencapaian kualitas dan profesionalisme. Artinya, dengan POSHTER ini, PSHT Komisariat UIN Jakarta mempunyai target menciptakan pencak silat prestasi, baik dari aspek wiraloka maupun wiralaganya.
Menurut rencana, kegiatan yang baru pertama kalinya diadakan tersebut akan terus dilaksanakan setiap tahun untuk menjaring minat para mahasiswa baru yang tertarik menekuni dunia olahraga pencak silat. Hal ini tidak lepas dari adanya pemikiran bahwa PSHT Komisariat UIN Jakarta ingin memberikan kontribusi dalam mengembangkan dan mensosialisasikan Persaudaraan Setia Hati Terate pada khususnya dan Pencak Silat pada umumnya di dunia akademik. Para Pengurus PSHT Komisariat UIN Jakarta bertekad dan menyadari bahwa sebagai generasi muda, mereka harus ikut ambil bagian dalam melestarikan dan nguri-uri kebudayaan asli Indonesia, khususnya pencak silat. Salah satunya adalah mengembangkan olahraga pencak silat dan Organisasi PSHT di Perguruan Tinggi.
Di samping sebagai media untuk mengembangkan PSHT di kampus, kegiatan POSHTER ini juga memberikan pembekalan pada siswa yang lama, khususnya materi Keorganisasian, Kepemimpinan dan Ilmu Kemasyarakatan, agar kelak setelah menjadi Warga, mereka siap menjadi pemimpin, paham administrasi dan mampu berorganisasi secara baik. Apalagi nantinya mereka akan terjun di tengah-tengah masyarakat yang sangat beragam.
Perlu diketahui, Persaudaraan Setia Hati Terate Komisariat UIN Jakarta didirikan pada tahun 1999 oleh sejumlah Warga Tingkat I yang kebetulan menjadi mahasiswa UIN Jakarta (dulu:IAIN).
Mereka adalah Robby Habibie, Mukhlisin, dan. Komisariat UIN Jakarta merupakan satu-satunya Komisariat yang masih tetap eksis di Jakarta. Meskipun baru berusia 6 (enam) tahun (1999-2005), PSHT Komisariat UIN Jakarta mampu berkiprah dan berpartisipasi dalam sejumlah event Kejuaraan antar Perguruan Tinggi, Pekan Olahraga Mahasiswa (POM), SH CUP dan sebagainya yang digelar setiap tahun.

Pesatnya perkembangan PSHT UIN Jakarta tidak lepas dari kegigihan para Warga yang kebetulan menjadi mahasiswa baik S.I atau S.2 dan para alumninya. Sungguh mengagumkan, peminat olahraga pencak SH Terate UIN Jakarta ini tidak hanya mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang rata-rata sudah mengenal organisasi PSHT sewaktu masih di Pesantren atau di daerah asalnya. Akan tetapi latihan SH Terate juga telah membuat jatuh hati para mahasiswa asing yang tugas belajar di UIN Jakarta. Sebut saja Raeifa dan Subgeyah dua mahasiswi asing itu berasal dari Benua Afrika tepatnya Afrika Selatan. Sebuah negeri di mana sang pejuang HAM “Nelson Mandela” pernah menjadi presidennya. Mereka secara blak-blakan mengakui telah jatuh cinta dan ingin belajar serius serta mengenal lebih dekat olahraga pencak silat sebagai olahraga budaya asli Indonesia. Raeifa dan Subgeyah menurut rencana akan ikut disyahkan menjadi Warga Tingkat I Tahun 2006.
Banyak kenangan dan pengalaman berharga yang didapat para Warga SH Terate UIN Jakarta dalam melatih mahasiswa asing. Terutama dalam masalah bahasa penyampaian. Banyaknya ajaran-ajaran SH Terate yang berfalsafah Jawa seperti “Memayu Hayuning Bawono”, “Sepiro Gedening Sengsoro yen Tinompo amung dadi Coba”, “Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti” dan sebagainya, terkadang membuat para Warga harus menterjemahkannya dahulu ke dalam bahasa Inggris (bahasa Internasional). Sehingga bisa dengan gamblang cepat dipahami maknanya.
Sumber: http://www.shterate.com/sh-terate-universitas-islam-negeri-jakarta/

Selasa, 26 Mei 2015

KI NGABEHI SOERODIWIRJO

SEJARAH KI NGABEHI SOERODIWIRJO

EYang SURO dan istriKi Ngabehi Soerodwirdjo/ Masdan lahir pada hari Sabtu Pahing 1869, beliau adalah keturunan dari bupati Gresik. Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo adalah manteri cacar Ngimbang-Lamongan yang memiliki 5 putera, yaitu: Ki Ngabehi Soerodwirjo (Masdan), Noto/Gunari (di Surabaya), Adi/ Soeradi (di Aceh), Wongsoharjo (di Madiun), Kartodiwirjo (di Jombang). Saudara laki2 dari ayahnya R.A.A Koesomodinoto menjabat sebagai bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong dari Ponorogo (Putra Prabu Brawijaya Majapahit).
Pada tahun 1883 beliau lulus sekolah rakyat 5 tahun, selanjutnya ikut saudara ayahnya Ki Ngabehi Soeromiprojo yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo kemudian pindah sebagai Wedono Sedayu-Lawas Surabaya. Saat berumur 15 tahun beliau magang menjadi juru tulis Op Het Kantoor Van De Controleur Van Jombang, disana sambil belajar mengaji beliau juga belajar pencak silat yang merupakan dasar dari kegemaranya untuk memperdalam pencak silat di kemudian hari.
Pada tahun 1885 beliau magang di kantor Kontroleur Bandung, dari sini beliau belajar pencak silat kepada pendekar2 periangan/pasundan sehingga didapatlah jurus2 seperti: Cimande, Cikalong, Cipetir, Cibaduyut, Cilamaya, Ciampas, Sumedangan.
Pada usia 17 tahun (1886) beliau pindah ke Batavia/ Jakarta, dan memanfaatkan untuk memperdalam pencak silat hingga menguasai jurus2: Betawen, Kwitang, Monyetan, Permainan toya (stok spel).
Pada 1887 beliau ikut kontrolir belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar gerakan2 mirip jurus2 dari Jawa barat. Pertengahan tahunnya ikut kontroler belanda ke Padang, dan bekerja tetap pada bidang yang sama. Didaerah Padang hulu dan hilir beliau mempelajari gerakan2 yang berbeda dari pencak Jawa. Selanjutnya beliau berguru kepada Datuk Raja Betuah seorang pendekar dan guru kebatinan dari kampung Alai, Pauh, kota Padang. Pendekar ini adalah guru yang pertama kali di Sumatera Barat. Datuk Raja Betuah mempunyai kakak bernama Datuk Panghulu dan adiknya bernama Datuk Batua yang ketiganya merupakan pendekar termasyur dan dihormati masyarakat.
Pada usia 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis padang, puteri seorang guru ilmu kebatinan yang berdasar islam (tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari sang gadis pujaan yang berbunyi “SIAPAKAH MASDAN INI” dan “SIAPAKAH SAYA INI”. Karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan pikiranya sendiri maka beliau berguru kepada seorang ahli kebatinan bernama Nyoman Ida Gempol yaitu seorang punggawa besar kerajaan bali yang dibuang belanda ke padang. Ia dikenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (bandingkan dengan nama desa Winongo-Madiun-Tengah-Madya). Dari sini Ki Ngabehi mendapat falsafah TAT TWAM ASI(ia adalah aku).
Kemudian pada tahun yang sama beliau belajar pencak silat selama 10 tahun kepada pendekar Datuk Raja Batuah dan mendapat tambahan jurus2 dr daerah padang, antara lain: Bungus (uit de haven van teluk bayur), Fort de Kock, Alang-lawas, Lintau, Alang, Simpai, Sterlak. Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun berupa pakaian hitam komplit.
Selanjutnya ilmu yang diperoleh dari Nyoman Ida Gempol disatukan dengan pencak silat serta ilmu kebatinan yang diperoleh dari Datuk Raja Batuah sehingga menjadi aliran pencak silat baru yang nantinya oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo dinamakan SETIA HATI.
Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab dengan ilmu dr setia hati diatas dan gadis itu menjadi istri beliau, tetapi dari perkawinan ini belum mempunyai keturunan.
Pada usia 29 tahun beliau bersama istrinya pergi ke Aceh dan bertemu adiknya yang bernama Soeradi yang menjabat sebagai kontrolir DKA di LhoukSeumawe, didaerah ini beliau mendapat jurus kucingan dan permainan binja. Pada tahun tersebut guru besar beliau Raja Kenanga Mangga Tengah diizinkan pulang ke bali. Ilmu beliau dapat dinikmati saudara2 SH dengan motto “GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN” “GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”.
Tahun 1900 Ki Ngabehi kembali ke betawi bersama istrinya dan beliau bekerja sebagai masinis stoom wals. Kemudian beliau bercerai, dimana ibu Soerodoworjo pulang ke padang dan beliau ke bandung.
Tahun 1903 KiNgabehi kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai polisi dienar hingga mencapai pangkat sersan mayor. Di Surabaya beliau terkenal dengan keberanianya menumpas kejahatan, kemudian beliau pindah ke ujung dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut2 asing.
eyang suro makam
Pada tahun ini beliau mendirikan persaudaraan SEDULUR TUNGGAL KECER (STK) -LANGEN MARDI HARDJO (Djojo Gendilo) pd Jum’at legi 10 Suro 1323 H / 1903M. Tahun yang diklaim sebagai hari lahirnya SH Winongo, dan mengklaim mewarisi ilmu langsung dari eyang suro, sering mengklaim diri sebagai STK -Sedulur Tunggal Kecer.
Pada tahun 1905 untuk kedua kalinya beliau melangsungkan pernikahan yaitu dengan ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dari pernikahan ini mendapatkan 3 orang putra dan 2 orang putri dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil.
Beliau berhenti dari polisi Dienar (1912) bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.
Tahun 1914 beliau kembali ke Surabaya dan bekerja pd DKA Surabaya, selanjutnya pindah ke Madiun di Magazijn DKA dan menetap di desa Winongo, Madiun.
Persaudaraan DJOJOGENDILO CIPTO MULJO diganti nama menjadi Persaudaraan “Setia Hati” Madiun pada tahun 1917. Tahun 1933 beliau pensiun dari jabatanya dan menetap di desa Winongo, Madiun.
Tahun 1944 beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari jum’at legi 10 Nov 1944 jam 14.00 (bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H) di rumah kediaman beliau di Winongo, dan di makamkan di pasarean Winongo degnan Kijing batu nisan granik dan dikelilingi bunga melati.
Pesan beliau sebelum wafat :
Jika saya sudah berpulang keRahmatullah supaya saudara2 SH tetap bersatu hati, tetap rukun lahir batin;
Jika saya meninggal dunia harap saudara2 SH memberi maaf kepada saya dengan tulus ikhlas;
Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih hidup di dunia fana ini;
Al-Qur’an Surat Yasin ayat 1 & 58.A

Dokumentasi Pendiri SH

Foto Dokumentasi Sejarah Pendiri "Setia Hati"
KI NGABEHI SOERODIWIRJO

Senin, 25 Mei 2015

Filosofi Makna Bunga Teratai Serta Manfaatnya

Arti Bunga Lotus dan Teratai sebagai Lambang Spiritual
Hasil gambar untuk filosofi tentang bunga terataiTeratai putih melambangkan Bodhi (Sansekerta untuk pencerahan).
Murni melambangkan tubuh, pikiran dan jiwa, bersama dengan kesempurnaan spiritual dan perdamaian sifat seseorang.

Sebuah bunga teratai umumnya dilengkapi dengan delapan kelopak, yang sesuai dengan Delapan Jalan Hukum Baik. Teratai putih dianggap sebagai teratai dari Buddha (tapi tidak Buddha sendiri) karena disebutkan di atas simbol-simbol yang terkait dengannya.

Teratai Biru
Teratai biru melambangkan semangat kontrol atas salah satu indera material.  Jadi simbol pengetahuan, kebijaksanaan dan kecerdasan.  Teratai biru adalah teratai yang terkait dengan Manjusri, dan juga merupakan salah satu atribut dari Prajnaparamita, perwujudan dari kesempurnaan kebijaksanaan.
Teratai Merah 
Teratai merah melambangkan keadaan asli hati. simbol cinta, kasih sayang, keaktifannya, nafsu dan emosi lain yang terkait dengan hati. . Teratai merah biasanya digambarkan dengan kelopak terbuka, yang mungkin untuk melambangkan keindahan dan keterbukaan hati yang memberi.

Teratai merah muda adalah teratai tertinggi, sering dikaitkan dengan dewa tertinggi, Sang Buddha sendiri. Meskipun sering bingung dengan teratai putih, itu adalah teratai merah muda yang melambangkan Buddha dimana teratai putih digunakan untuk tokoh-tokoh suci yang lebih rendah.
Teratai Ungu
Teratai ungu dikenal sebagai mistik teratai, dan hanya diwakili dalam beberapa sekte Buddha esoterik. Teratai ini seringkali digambarkan beberapa cara; itu mungkin mekar atau hanya sebuah kuncup. Hal ini dapat didukung oleh satu batang, sebuah batang tiga yang melambangkan tiga bagian dari Garbhadhatu 

TERATAI
Hasil gambar untuk filosofi tentang bunga teratai
(Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim :
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn

Familia : Nymphaeaceae

Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;

Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai. 

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: 

Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. 

KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi. 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.

KEGUNAAN:
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis).
Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.

Tunas biji teratai:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).

Banang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
- sering kencing.
- Tidak dapat menahan kencing (enuresis).

Remptacle:
- Perdarahan kandungan yang berlebihan.
- Darah haid berlebihan.
- Perdarahan sewaktu hamil.
- Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan.
- Sakit perut bawah akibat sumbatan darah.
- Berak darah, kencing darah.
- Wasir, koreng basah.

Rimpang:
- Demam, rasa haus.
- Batuk darah, muntah darah, mimisan.
- Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung.
- Gangguan lambung.
- Kurang darah (anemia).
- Gangguan pada mati haid (menopause).
- Neurosis.

Akar:
- Muntah darah, mimisan.
- Kencing panas dan merah.
- Batuk darah, berak darah.

Daun:
- Pingsan karena hawa panas (heat stroke).
- Diare karena panas atau lembab.
- Pusing, sakit kepala.
- Beri-beri.
- Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah.
- Perdarahan pada wanita.

Dasar daun:
- Disentri berdarah, diare.
- Bayi dalam kandungan tidak tenang.

Batang:
- Heat stroke, pingsan.
- Dada terasa tertekan karena panas atau lembab.
- Diare, muntah.
- Keputihan.

Bunga:
- Terpukul (trauma).
- Perdarahan.
- Radang kulit bernanah (impetigo).

Tepung rimpang:
- Menambah selera makan,
- Badan lemah dan kurang darah.
- Diare.

PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice.
Daun: 5-12 g, rebus.
Tangkai: 3-5 g, rebus.
Bunga. 3-5 g, rebus.
Benang sari: 3-10 g, rebus.
Receptacle: 10-15 g, rebus.
Biji: 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus.

CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas
ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.

2. Muntah, diare :
50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut,
ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.

3. Disentri:
50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air
perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai
mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk
lalu diminum.

4. Darah tinggi:
a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus
dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari
seperti teh.
b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air
secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga
tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.

5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung
dan lever:
100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci
lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih
sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
 
6. Keluar darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke
hidung


Sumber: - http://dahsyat-herbal.blogspot.com/2010/11/khasiat-tanaman-bunga-teratai_17.html
            - http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2014/12/06/manfaat-bunga-biji-teratai-708730.html
              - thefilosofi.blogspot.com